Suatu hari pemuda berpapasan dengan seorang gembala kambing. Terjadilah percakapan seperti ini.
Pemuda: Pak, boleh nanya nih?
Gembala: Boleh
Pemuda: Kambing-kambing Bapak sehat sekali. Bapak kasih makan apa?
Gembala: Yang mana dulu nih? Yang hitam atau yang putih?
Pemuda: Mmm…yang hitam dulu deh…
Gembala: Oh, kalau yang hitam, ia makannya rumput gajah
Pemuda: Oh kalau yang putih?
Gembala: Yang putih juga…
Pemuda: Hmmmm….kambing-kambing ini kuat jalan berapa kilo Pak?
Gembala: Yang mana dulu nih? Yang hitam atau yang putih?
Pemuda: Mmmm yang hitam dulu deh…
Gembala: Oh, kalau yang hitam, 4km sehari
Pemuda: Kalau yang putih?
Gembala: Yang putih juga…
Medengar jawaban itu, si pemuda mulai gondok.
Pemuda: Kambing ini menghasilkan banyak bulu nggak Pak per tahunnya?
Gembala: Yang mana dulu nih? Yang hitam atau yang putih?
Pemuda (dengan kesalnya) yang hitam dulu deh..
Gembala: Oh yang hitam banyak…10 kg/tahun.
Pemuda: Kalau yang putih?
Gembala: Yang putih juga
Pemuda: BAPAK KENAPA SIH SELALU NGEBEDAIN KEDUA KAMBING INI, KALO JAWABANNYA SAMA?!
Gembala: Oh begini Dik. Soalnya yang hitam itu punya saya…
Pemuda: Oh, begitu Pak. Maaf, kalo saya emosi…kalo yang putih?
Gembala: Yang putih juga
Kalau Anda jengkel membaca cerita di atas, wajar saja. Meskipun demikian, humor yang dikirimkan di atas mengajarkan sesuatu bagi kita. Seorang gembala yang baik tidak akan membedakan ternaknya. Tuhan memperingatkan dengan keras gembala yang mementingkan dirinya sendiri dan menelantarkan domba-dombanya: “Hai anak manusia, bernubuatlah melawan gembala-gembala Israel, bernubuatlah dan katakanlah kepada mereka, kepada gembala-gembala itu: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Celakalah gembala-gembala Israel yang menggembalakan dirinya sendiri! Bukankah domba-domba yang seharusnya digembalakan oleh gembala-gembala itu? Kamu menikmati susunya, dari bulunya kamu buat pakaian, yang gemuk kamu sembelih, tetapi domba-domba itu sendiri tidak kamu gembalakan. Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu obati, yang luka tidak kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang, yang hilang tidak kamu cari, melainkan kamu injak-injak mereka dengan kekerasan dan kekejaman. Dengan demikian mereka berserak, oleh karena gembala tidak ada, dan mereka menjadi makanan bagi segala binatang di hutan. Domba-domba-Ku berserak dan tersesat di semua gunung dan di semua bukit yang tinggi; ya, di seluruh tanah itu domba-domba-Ku berserak, tanpa seorangpun yang memperhatikan atau yang mencarinya” (Yeh 34:2-6)
Namun ada penghiburan bagi domba-domba yang ditelantarkan gembala di muka bumi ini karena kita mempunyai Gembala yang Agung: “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan menceraiberaikan domba-domba itu. Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku” (Yoh 10:11-14)
Mari kita perhatikan ayat yang terakhir. Jika kita memiliki Tuhan yang sebaik itu, seharusnya kita membalasnya dengan mengenal-Nya dengan baik, mejauhi larangan-Nya dan melakukan perintah-Nya, setuju?
Jumat, 17 September 2010
Senin, 23 Agustus 2010
Di zaman modern ini sudah banyak orang yang sudah melupakan 3 kata ajaib ini, padahal 3 kata ajaib ini mampu menjadi jembatan dan membuka jalur komunikasi yang telah tertutup selama ini. TIDAK PERCAYA ?? AYO KITA BUKTIKAN !!
3 kata ajaib itu adalah: MAAF, TOLONG, TERIMA KASIH
MAAF
MATIUS 6:12, “dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami”
Memaafkan mengandung 4 macam arti : berdamai, melepaskan, mengampuni dan melupakan.
a. BERDAMAI
Ketika kita memaafkan seseorang atau meminta maaf atau kesalahan kita, sebenarnya kita sedang menaikkan bendera putih, meruntuhkan tembok pemisah dan membangun jembatan penghubung untuk memperdamaikan kedua belah pihak.
b. MELEPASKAN
Ketika kita menyakiti seseorang atau disakiti orang lain baik melalui perbuatan/perkataan , kita sebenarnya sedang menciptakan sebuah ikatan atau belenggu yang mengikatkan diri kalian berdua (si pembuat dan korban). Dan ketika kita memilih untuk tidak mengampuni dan melepaskan pengampunan, kita sedang mengikatkan diri dengan orang itu, dan otomatis persatuan terjadi yaitu persatuan dosa. Kita akan menjadi sama dengan orang yang terikat pada kita baik si pelaku dan korban. Permintaan maaf dengan disertai pengampunan akan membuka belenggu-belenggu dosa dan memberikan kemerdekaan yang seutuhnya.
c. MENGAMPUNI
Ketika kita mengampuni sebenarnya kita sedang mematikan “sengat” yang ditimbulkan akibat luka-luka oleh perkataan atau perbuatan. Apa yang ditimbulkan akibat dari perbuatan orang itu memang tidak dapat dilupakan, namun kenangan akan perbuatan itu sudah tidak berpengaruh terhadap diri kita lagi. Kita akan memiliki cara pandang yang baru dalam menilai masalah itu, dan ketika menceritakannya kepada orang lain, kita tidak merasa sakit hati lagi karena kita menjadi manusia yang berbeda.
TOLONG
Galatia 6:2, “Bertolong-tolonganl ah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus
TUHAN menciptakan manusia sebagai mahluk social dan hidup dalam satu komunitas yang membutuhkan dan ada ketergantungan satu sama lain. Tidak ada manusia super di muka bumi ini, dan TUHAN memakai orang lain untuk melengkapi kekurangan dan kelemahan kita sebagai manusia.
Hidup tolong menolong menggambarkan sikap saling mengasihi dan peduli akan orang lain.
Banyak orang merasa takut melakukan hal ini, karena takut diperalat dan takut gengsinya turun. Menolong orang lain dan meminta pertolongan orang lain tidak akan menjatuhkan harga diri kita, malahan akan semakin meningkatkan harga diri kita karena kita akan dinilai sebagai orang yang rendah hati dan bermurah hati. Dan itulah yang TUHAN ingin kita lakukan sebagai anak-anak-NYA.
TERIMA KASIH
1 TESALONIKA 5:18, “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”
Matius 22:39, “Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
TERIMA KASIH menunjukkan 2 macam arti : Mengucap syukur, penghormatan dan penghargaan
a. MENGUCAP SYUKUR
Mengucap syukur adalah tanda kita berterima kasih atas pertolongan dan keterlibatan TUHAN secara adikodrati di dalam hidup kita.
b. PENGHORMATAN DAN PENGHARGAAN
Ketika kita menempatkan seseorang di atas kita, misal : pasangan, pemimpin, ketua. Respon kita kepada mereka akan berbeda dibandingkan dengan respon kita kepada orang yang dibawah kita, misal pembantu. Ketika orang-orang yang di atas kita memberikan pertolongan/ bantuan, dengan mudah kita memberikan ucapan terima kasih berkali-kali bahkan sampai membungkukkan badan. Tapi bandingkan takkala pembantu atau bawahan kita yang melakukannya, sangat jarang kita mendengar ucapan terima kasih ini.
FIRMAN TUHAN katakan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri, siapa pun dia entah dia pembantu, tukang sampah, bahkan gelandangan sekalipun, ketika mereka memberikan pertolongan atau bantuan sudah menjadi tugas kita untuk berterima kasih. Dengan kita melakukan hal ini, itu berarti kita telah menghargai dan menghormati mereka sebagai ciptaan TUHAN.
Mari kita praktekkan 3 kata ajaib ini dalam keseharian kita. Dan anda akan melihat, dunia menjadi lebih indah dari sebelumnya.
GBU
3 kata ajaib itu adalah: MAAF, TOLONG, TERIMA KASIH
MAAF
MATIUS 6:12, “dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami”
Memaafkan mengandung 4 macam arti : berdamai, melepaskan, mengampuni dan melupakan.
a. BERDAMAI
Ketika kita memaafkan seseorang atau meminta maaf atau kesalahan kita, sebenarnya kita sedang menaikkan bendera putih, meruntuhkan tembok pemisah dan membangun jembatan penghubung untuk memperdamaikan kedua belah pihak.
b. MELEPASKAN
Ketika kita menyakiti seseorang atau disakiti orang lain baik melalui perbuatan/perkataan , kita sebenarnya sedang menciptakan sebuah ikatan atau belenggu yang mengikatkan diri kalian berdua (si pembuat dan korban). Dan ketika kita memilih untuk tidak mengampuni dan melepaskan pengampunan, kita sedang mengikatkan diri dengan orang itu, dan otomatis persatuan terjadi yaitu persatuan dosa. Kita akan menjadi sama dengan orang yang terikat pada kita baik si pelaku dan korban. Permintaan maaf dengan disertai pengampunan akan membuka belenggu-belenggu dosa dan memberikan kemerdekaan yang seutuhnya.
c. MENGAMPUNI
Ketika kita mengampuni sebenarnya kita sedang mematikan “sengat” yang ditimbulkan akibat luka-luka oleh perkataan atau perbuatan. Apa yang ditimbulkan akibat dari perbuatan orang itu memang tidak dapat dilupakan, namun kenangan akan perbuatan itu sudah tidak berpengaruh terhadap diri kita lagi. Kita akan memiliki cara pandang yang baru dalam menilai masalah itu, dan ketika menceritakannya kepada orang lain, kita tidak merasa sakit hati lagi karena kita menjadi manusia yang berbeda.
TOLONG
Galatia 6:2, “Bertolong-tolonganl ah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus
TUHAN menciptakan manusia sebagai mahluk social dan hidup dalam satu komunitas yang membutuhkan dan ada ketergantungan satu sama lain. Tidak ada manusia super di muka bumi ini, dan TUHAN memakai orang lain untuk melengkapi kekurangan dan kelemahan kita sebagai manusia.
Hidup tolong menolong menggambarkan sikap saling mengasihi dan peduli akan orang lain.
Banyak orang merasa takut melakukan hal ini, karena takut diperalat dan takut gengsinya turun. Menolong orang lain dan meminta pertolongan orang lain tidak akan menjatuhkan harga diri kita, malahan akan semakin meningkatkan harga diri kita karena kita akan dinilai sebagai orang yang rendah hati dan bermurah hati. Dan itulah yang TUHAN ingin kita lakukan sebagai anak-anak-NYA.
TERIMA KASIH
1 TESALONIKA 5:18, “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”
Matius 22:39, “Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
TERIMA KASIH menunjukkan 2 macam arti : Mengucap syukur, penghormatan dan penghargaan
a. MENGUCAP SYUKUR
Mengucap syukur adalah tanda kita berterima kasih atas pertolongan dan keterlibatan TUHAN secara adikodrati di dalam hidup kita.
b. PENGHORMATAN DAN PENGHARGAAN
Ketika kita menempatkan seseorang di atas kita, misal : pasangan, pemimpin, ketua. Respon kita kepada mereka akan berbeda dibandingkan dengan respon kita kepada orang yang dibawah kita, misal pembantu. Ketika orang-orang yang di atas kita memberikan pertolongan/ bantuan, dengan mudah kita memberikan ucapan terima kasih berkali-kali bahkan sampai membungkukkan badan. Tapi bandingkan takkala pembantu atau bawahan kita yang melakukannya, sangat jarang kita mendengar ucapan terima kasih ini.
FIRMAN TUHAN katakan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri, siapa pun dia entah dia pembantu, tukang sampah, bahkan gelandangan sekalipun, ketika mereka memberikan pertolongan atau bantuan sudah menjadi tugas kita untuk berterima kasih. Dengan kita melakukan hal ini, itu berarti kita telah menghargai dan menghormati mereka sebagai ciptaan TUHAN.
Mari kita praktekkan 3 kata ajaib ini dalam keseharian kita. Dan anda akan melihat, dunia menjadi lebih indah dari sebelumnya.
GBU
Selasa, 25 Mei 2010
Langganan:
Komentar (Atom)